Wednesday, 8 June 2011

Fenomena kemiskinan


Fenomena kemiskinan di Indonesia yang angka kemiskinan dan penganggurannya masih sangat tinggi serta gagalnya program pemerintah untuk mengentas kemiskinan semakin membuat bertambah maraknya jumlah pengemis dan gelandangan serta anak jalanan yang berada di sudut sudut jalan strategys di kota. Hal ini makin membuat citra Indonesia di mata international menjadi buruk,apalagi sekarang Indonesia sebagai negara terbesar ke 5 yang pengemis dan gelandangannya paling banyak di dunia.

Keberadaan para pengemis dan gelandangan serta anak jalanan ini di picu oleh factor kemiskinan dan tidak adanya lapangan pekerjaan. Perbuatan mengemis yang terpaksa di lakukan untuk memenuhi tuntutan hidup demi mencari sesuap nasi  dengan berharap belas kasihan dari orang lain dengan cara meminta minta/mengemis di jalanan bukanlah cita cita mereka. Tentu saja setiap orang berharap memiliki masa depan ataupun nasib yang baik.

Minimnya pengetahuan,tidak adanya pendidikan ,tidak adanya lapangan pekerjaan,tidak adanya skill semakin memicu bertambahnya jumlah pengemis,gelandangan serta anak jalanan (usia putus sekolah)suatu fenomena social yang tidak bisa di hindari keberadaannya  dalam masyarakat.

PP RI Nomor 31 tahun 1981 yang mengatur tentang penanggulangan gelandangan dan pengemis tampaknya tidak efektif apabila tidak ada penanganan yang benar benar serius dari pemerintah serta solusi yang tepat.Padahal dana untuk mengentas kemiskinan ini ada tersedia dan sudah termuat dalam program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri sejak tahun 2007 anggaran bantuan langsung masyarakat di luncurkan sekitar Rp.0,5 s/d 1,5 milyard perkecamatan dan di upayakan naik menjadi Rp.3 milyard sejak tahun 2008 juga termasuk adanya bantuan dari America serikat.

Banyak penangkapan dan penertiban yang di lakukan oleh SATPOL PP terhadap para pengemis dan gelandangan serta anak jalanan,tapi ini bukan solusi yang efektif seharusnya mereka di tampung di suatu tempat (panti social)yang layak dan selama berada di tempat penampungan di beri kursus ketampilan sesuai dengan bakat masing masing,perlu di lakukannya pemulihan mental agar timbul rasa percaya diri jika kembali kemasyarakat sehingga bisa mandiri,perlu adanya bantuan modal untuk berwiraswasta walaupu dalam skala kecil,perlu adanya pengarahan dan penyuluhan bahwa mengemis itu bukan pekerjaan tapi suatu hal yang buruk .

Anak Jalanan

Pada umumnya anak jalanan ini adalah anak anak yang putus sekolah artinya tidak mampu untuk melanjutkan sekolahnya karena ketiadaan biaya pendidikan yang pada akhirnya mereka ini memilih mencari nafkah dengan cara menjadi pengamen jalanan,tukang semir sepatu dll.Sebaiknya pemerintah membuat sekolah gratis untuk anak anak dari keluarga yang tidak mampu.Serta tidak lupa yang harus di perhatikan juga adalah kesejahteraan mereka yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah.

emang benar di dalam agama di anjurkan kita sebagai orang yang memberi itu lebih mulia ketimbang orang-orang yang meminta, tapi  wajar mereka melakukan itu karna keterbatasannya wawasan, pendidikan dan pengetahuan agama. Tidak menunutup kemungkinan mereka melakukan ini karna gejolak prekonomian Indonesia yang kurang stabil, SIAPA SIH YANG MAU DI TAKDIRKAN SEBAGAI PENGEMIS. Ya mungkin di dalam batin mereka menentang atau menolak untuk melakukan hal ini, tapi apakah daya kebutuhan keluarga dan perut ini harus terpenuhi, Fenomena ini terjadi karna pemimpin dan penguasa negara yang serakah, coba saja jika uang pajak ppn dan pbb, Zakat, perpuluhan (persembahan kolecte), devisa dan bantuan-bantuan luar negeri ataupun sumbangan pribadi para dermawan dll ini di jalankan dengan baik di salurkan pada orang yang tepat maka tidak ada kejadian-kejadian seperti ini.
Google
WEB
Images
Local
Mobile Web (beta)