Wednesday 7 September 2011

Kesalahan Penyebab Bisnis Bangkrut


Setiap kasus jatuhnya bisnis, selalu memiliki sebab, dan memiliki tanda-tanda. Berikut 10 tanda-tanda yang mengarah pada jatuhnya sebuah bisnis. Disarikan dari berbagai pengalaman para praktisi entrepreneur yang telah berpengalaman jatuh bangun mengelola usahanya.

Pertama, Tidak Sabar.  Pebisnis yang tidak sabar  cenderung tidak telaten mengelola usahanya. Ketidaksabaran juga menyebabkan banyak kecerobohan yang muncul. Ketidak sabaran dan kecerobohan diakui oleh banyak pebisnis merupakan faktor  yang sering menjadi penyebab hancurnya bisnis yang sudah dibina bertahun tahun. Sebaliknya banyak pebisnis sukses yang menikmati kesuksesannya setelah telaten bertahun-tahun menjalankan bisnis, setia pada bisnis namun tanggap dengan perubahan sehingga mampu membuat penyesuaian hingga menjadi sukses.

Kedua, Melupakan Kepentingan Usaha, Mengutamakan Kepentingan Pribadi. Pebisnis yang mulai sukses, seringkali lupa membangun usahanya lebih kuat, lebih berdaya saing. Ia terlena dengan usahanya yang sudah mulai berjalan, padahal sejalan dengan berkembangnya usaha yang didirikannya, banyak kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan usaha tersebut. Ia justru meningkatkan dan mengutamakan keperluan pribadi yang justru tidak ada sangkutpautnya dengan kegiatan usaha.

Ketiga, Terjebak Kredit Macet. Akses kredit yang mudah, baik yang ditawarkan oleh perbankan atau melalui kartu kredit jika tidak dilakukan  secara hati-hati dan terukur menjadi penyebab kejatuhan bisnis seseorang.  Gunakan kredit perbankan seluruhnya untuk kegiatan usaha, dan jangan untuk kegiatan konsumsi. Belajar mengambil pelajaran dari pebisnis sukses yang rela hidup sederhana pada saat masih menggunakan dana kredit untuk menjalankan usaha.

Keempat, Terlibat Masalah Hukum . Ketika sudah tekad menjadi pewirausaha, yang paling penting diperhatikan adalah perilaku sosial harus jauh dari masalah hukum, misalnya menipu, membohongi orang lain, mencuri serta berperilaku negative, karena sewaktu-waktu hukum tersebut akan memenjarakan dan berakibat buruk bagi bisnis yang anda bangun, dan reputasi bisnis dapat hancur seketika. Tidak ada kesuksesan dari jalan pintas, itu yang penting menjadi prinsip wirausahawan sehingga tidak tergiur untuk mencari jalan sukses dengan cara yang melawan hukum.

Kelima, Suka membeli barang yang tidak bermanfaat. Kebiasaan ini dapat menyebabkan keuangan perusahaan dalam keadaan bahaya. Misalnya, setiap ada pesta selalu membeli baju baru, atau setiap tahun selalu membeli mobil baru. Buatlah rencana keuangan yang berpihak pada kelangsungan usaha dan bukan sekedar gaya hidup yang seperti memperlihatkan “kesuksesan” namun justru sebuah keborosan bagi keuangan bisnis.

Keenam,  Gampang tergoda promosi. Menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan perusahaan memang itulah harapannya, tetapi banyak pewirausaha yang baru tumbuh selain memiliki kebiasaan membeli produk yang tidak ada manfaatnya juga gampang tergoda oleh rayuan promosi. Setiap ada pameran selalu selalu menekn kontrak order barang tanpa memperdulikan kondisi keuangan perusahaan. Buatlah perencanaan pemakaian dan pembelian barang yang memang menjadi kebutuhan bisnis anda, hindari melakukan pengeluaran yang menyimpang dari rencana keuangan bisnis.

Ketujuh, Terlalu ambisius, sehingga action bisnisnya tanpa perhitungan sama sekali. Modal nekad saja belum mencukupi untuk sebuah tindakan bisnis. Lakukan riset dan ambil kesimpulan dari riset bisnis untuk membuat tindakan pengambilan keputusan bisnis. Ketekunan dan keulatan dalam berbisnis akan mengantarkan anda pada keputusan yang rasional dan mempunyai resiko yang terukur, bukan sekedar ambisi.

Kedelapan,  Terlalu banyak pakai menggunakan dana pihak lain. Ada istilah dalam hal ini yaitu terlalu  BODOL (Berani Optimis Pakai Duit Orang Lain). Sehingga berakibat lupa diri, bahwa itu dana dari pihak lain itu harus dikembalikan. Karena faktor lupa diri ini, seringkali pemakaian dana pihak lain ini juga cenderung sembarangan, tidak menggunakan perhitungan untung rugi bisnis. Asal pakai saja, urusan menyusul belakangan.

Kesembilan,  Tidak mau dan tidak cepat belajar tentang kondisi dari lingkungan bisnisnya. Sering mengabaikan “bisikan hati nurani”, sehingga kepekaan intuisi bisnisnya tidak terasah. Perubahan situasi bisnis adakalanya berlangsung dalam hitungan jam sehingga penting untuk terus mengamati lingkungan bisnis. Seorang wirausaha bahkan dituntut untuk mampu membaca perubahan yang akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Untuk menghindari 10 kesalahan penyebab kebangkrutan  diatas, pebisnis perlu untuk mengidentifikasi dari sedini mungkin menghindari kebangkrutan bisnis dengan jalan menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan pribadi maupun dalam pembuatan keputusan bisnis.
Google
WEB
Images
Local
Mobile Web (beta)