Tuesday, 26 November 2013

Koh I Nor Rajanya Berlian Dan Kutukannya


Koh-i-Noor atau Koh-i-Nur adalah berlian 105.6 metrik karat, dengan berat 21.6 gram (potongan saat ini), dan juga terkenal sebagai salah satu berlian terbesar dunia yang sering disebut "Mountain of Light" atau “Gunung Cahaya”. Koh-i Nur dipercaya berasal dari daerah Andhra Pradesh di India bersama kembaran nya, The Darya-ye Noor, The "Sea of Light", atau “Lautan Cahaya”. Berlian ini pernah dimiliki oleh bermacam-macam dinasti, termasuk Kakatiyas, Rajputs, Mughal, Afsharid , Durrani Empires, Sikh dan Kerajaan Inggris yang merebut nya sebagai jarahan dari waktu perang kolonial.


Pada 1850, Berlian ini disita dari Duleep Singh oleh British East India Company dan menjadi bagian dari perhiasan mahkota kerajaan Ingrris pada saat Ratu Victoria memproklamirkan sebagai Ratu India pada tahun 1877. Sahabat anehdidunia.com berlian ini sebelumnya dikenal sebagai Syamantaka-mani dan kemudian dengan nama Madnayak atau The "King of Jewels" atau Rajanya Permata, sebelum diganti nama sebagai "Koh-i-Noor" pada abad ke-18 oleh Nādir Shāh setelah penaklukan India olehnya. Sekarang berlian ini disematkan pada The Crown of Queen Khushi dan dipajang di Museum Tower of London.

Sejarah
Menurut legenda berlian ini adalah milik Dinasti Kakatiya. Diperkirakan berasal dari sebuah tambang di daerah Kollur India, tempatnya saat ini didekat desa Guntur di distrik Andhra Pradesh, India. Pertama kali tercatat dalam sejarah pada tahun 1526. Babur menyebutkan dalam memoir nya, skrip babur-Nāmah, bahwa berlian ini adalah milik seorang Raja yg belum diketahui namanya dari daerah Gwalior, yang menjadikannya sebagai barang rampasan atas penaklukan Alauddin Khilij pada tahun 1294. Selanjutnya dimiliki oleh Dinasti Tughlaq dan Dinasti Lodi, dan akhirnya menjadi milik Bābur sendiri pada tahun 1526. Pada Saat itu Babur menyebutnya sebagai “The Diamond of Bābur”. Dia merebutnya dari Ibrahim Lodi.

Shah Jahan, sang pembangun Taj Mahal di Agra, pernah memiliki batu ini dan ditempatkan pada hiasan kursi Tahta Merak nya. Anaknya, Aurangazeb, menggulingkan dan mempenjarakan bapaknya dekat Benteng Agra.

Sebuah kisah menyebutkan Shah Jahan meletakan Koh-i-Noor didekat jendela sel nya sehingga dia bisa hanya bisa melihat Taj Mahal melalui refleksi dari berlian itu Aurangazēb kemudian membawanya ke Ibukota, Lahore. Dan ditempatkan pada Masjid Pribadinya, Badshahi. Tersimpan disana sampai terjadinya serangan Nadir Shah dari Iran.

Pada tahun 1739, Nadir Shah merampas Agra dan Delhi. Bersama dengan Peacock Throne (Tahta Merak), dia juga membawa Koh-i Noor ke Persia pada tahun 1739. Sahabat anehdidunia.com menurut dugaan sebagian orang, bahwa Nādir Shāh lah yg memberikan nama Koh-i Noor pada Berlian ini pada saat dia berhasil merebut batu berharga ini. Sejak saat itu sampai sekarang nama Koh-i-Noor masih digunakan, tidak ada referensi yang menyebutkan nama itu sebelum tahun 1739.

Dikisahkan salah satu selir Nādir Shāh pernah berkata, "Jika seorang pria yang kuat mengambil lima batu, dan melemparkannya satu ke utara, satu ke selatan, satu ke timur, satu ke barat dan yang terakhir lurus ke atas, niscaya luas tempat diantara lima batu yg dilempar tadi diisi oleh emas dan permata, itu kira-kira sama dengan harga Berlian Koh-i-Noor,”. Jika kita bayangkan mungkin harganya sangatlah mahal.

Nādir Shāh dibunuh pada tahun 1747, Batu itu beralih tangan ke Jenderalnya yg bernama Ahmad Shah Durrani dari Afghanistan.

Terlihat dia memakai berlian ini di kepalanya
Kemudian pada tahun 1830, Shujah Shah Durrani, Penguasa Afghanistan yg digulingkan, berhasil melarikan diri bersama berlian ini. Dia menuju ke Lahore dimana Ranjit Singh memaksa dia untuk menyerahkan batu berharga itu. Disebutkan kisah bahwa Rajit Singh yang menyiksa Shah Shuja yang mantan penguasa Afganistan ini dengan memenjarakan putranya, Pangeran Timur, dan menyiksanya didepan matanya sendiri sehingga dia setuju untuk menyerahkan permata itu.

Kutukan Koh-i-Noor
Koh-i-Noor menurut kisah memiliki kutukan yang mengerikan. Dikatakan bahwa setiap pria yang menggunakannya, akan kehilangan tahtanya dan nasib sial selalu menyertainya. Kutukan ini tidak berpengaruh kepada wanita. Maka dari itu, sejak zaman Ratu Victoria hingga kini umumnya digunakan oleh wanita (Ratu atau Permaisuri), dan tidak pernah sekalipun dipakai oleh pria (Raja). Kutukan ini tertuju pada skrip Hindu yang menyebutkan keberadaan berlian ini pada tahun 1306. Disebutkan bahwa “Dia yang memiliki berlian ini akan menguasai dunia, tapi juga akan mengalami kesialan. Hanya Tuhan atau Wanita yang dapat memakainya dengan aman”.
Google
WEB
Images
Local
Mobile Web (beta)