Tuesday, 3 May 2011

Cerita Anggota MPR


Seorang anggota MPR yang baik seharusnya tidak alergi atau emosi kalau di kritik , adanya kritik atau saran tersebut untuk bisa introspeksi diri agar menjadi seorang wakil rakyat yang baik. Apalagi anggota MPR itu di pilih oleh rakyat Indonesia jadi laksanakan tugas anda dengan baik untuk melaksanakan amanah rakyat jangan hanya menikmati fasilitas keanggotaan sebagai anggota MPR. Jika maksud dan tujuan anda mencalonkan diri sebagai seorang anggota MPR hanya untuk tujuan pribadi sebaiknya anda sadar bahwa ini bukan panggung sandiwara atau hanya untuk mencari popularitas saja.

Baru baru ini di beritakan seorang anggota MPR yang dulunya adalah mantan seorang artis,pelawak dan presenter mencak mencak marah ,bahkan mengancam akan menuntut secara hukum karena telah di kritik tidak pernah bersuara selama menjadi wakil rakyat. Apakah pantas seorang wakil rakyat yang telah di pilih oleh rakyat tidak boleh di kritik?

Tentu saja jawabnya :“tidak”!, seorang anggota MPR yang baik tentu bisa menerima saran/kritik dari siapapun, bersikap bijaksana, lapang dada, menerima, apalagi ini menyangkut nasib rakyat banyak dan mengemban amanah rakyat Indonesia yang telah memilihnya.Dengan adanya reformasi tahun 1999 s/d sekarang MPR sudah bukan lembaga tertinggi negara lagi ,tapi sama kedudukannya dengan lembaga lembaga tinggi negara lainnya,sedangkan tugas MPR adalah gabungan dari DPR dan DPD dengan tugas dan wewenangnya salah satunya : Melantik Presiden dan wakil Presiden berdasarkan hasil PEMILU di pilih secara langsung oleh rakyat.
Perubahan ini berkaitan dengan :

Pasal 1 UUD 1945
(1) Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

Pasal 3 UUD 1945
Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar dari pada haluan negara.


Jadi gedung MPR itu bukanlah panggung atau catwalk, bukan tempat nampang ataupun jualan, bukan juga tempat adu tinju ataupun tempatnya lawak. Dan bukan tempat paduan suara atau lomba teriak dan lomba tidur. Angota MPR dan DPR itu cerminan masyarakat jadi panutan orang banyak. Apakah orang-orang yang mengaku mewakili rakyat itu kenal sama lembaga-lembaga daerahnya, atau alat masyarakat spt camat, rt, rw, hansip. jangankan itu sama tetangganya aja belum tentu kenal gitu kok ngakunya wakil rakyat. Jadi anggota dewan itu bukan untuk gagah-gagahan. Kalau mau menjadi jagoan saran saya para dewan menjadi pereman pasar aja…..(he he he he sambil tertawa dan tersenyum malu).

Google
WEB
Images
Local
Mobile Web (beta)